SENIMAN BOROBUDUR PEDULI GEMPA PADANG.

Borobudur Links | Oktober 05, 2009 | 10.29 wib | Label: Event and News


Koran TEMPO, 5/10-09. Setiap bagian tubuh dipenuhi oleh lumuran tanah liat. Tak ketinggalan, kain batik yang membungkus tubuh mereka pun terkena tanah liat yang basah itu. Dengan membawa tongkat, daun pisang, serta tampah, mereka berjalan menyusuri jalan masuk menuju Candi Borobudur sambil bertingkah layaknya orang yang sedang kesurupan.
Namun, mereka tidak sedang kesurupan. Mereka adalah para pegiat seni yang tergabung dalam Komunitas Seniman Borobudur Indonesia. Mereka pun sedang unjuk kebolehan, mempertunjukkan aksi teatrikal kepada para pengunjung Candi Borobudur, pagi kemarin.

Macam-macam saja tingkah mereka. Ada yang membawa tongkat dengan bendera merah-putih menggantung di ujungnya, memakai barong-barongan, dan ada pula yang berguling mengais di sepanjang jalan. Untuk menunjukkan jati diri, para seniman ini banyak yang menggunakan kain batik serta membawa gunungan dalam pewayangan. "Biar terlihat suasana Jawanya," kata Umar Khusaeni, koordinator Komunitas Seniman Borobudur Indonesia.

Mereka mengundang para pengunjung candi megah ini menyumbang para korban gempa bumi di daerah Sumatera Barat. "Ya, dengan cara inilah kami mengekspresikannya," kata Umar, yang juga terbalut lumuran tanah liat di tubuhnya.
Umar pun menerangkan mengapa dalam aksi kemarin mereka memilih tanah, daun pisang, atau tongkat. "Elemen-elemen tersebut menggambarkan hal yang lebih membumi," katanya. Kejadian yang sedang menimpa Indonesia, seperti di Padang kali ini, Umar memberi saran agar kita jangan bermewah-mewah. "Kita harus berkaca pada kondisi saudara kita di Padang," ucapnya.
Pengunjung yang bersedia menyumbang tinggal menaruhkan uang ke tampah yang diedarkan. Penyaluran dana belum diputuskan, apakah melalui media atau diberikan langsung.
"Hal itu yang masih kami diskusikan," ujar Umar. Aksi teatrikal tersebut akan berlangsung selama tiga hari berturut-turut di kawasan Candi Borobudur. "Biar dana yang terkumpul makin banyak," kata Umat sambil terkekeh (SUTJI DECILYA).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
  • 1st
  • 2nd
  • 3rd
  • 4th
  • 5th

Home | Mobile Version | Seni dan Budaya | Manusia Kreatif | Acara dan Berita | Festival 5 Gunung | Networking | Wisata
(c) 2013-2016 Modus Getar | Powered by Day Milovich