Himpun Dana Wisatawan, KSBI Performance Manusia Lumpur

Borobudur Links | Oktober 05, 2009 | 13.17 wib | Label: Event and News


oleh Sholahuddin al-Ahmed

Puluhan turis asing itu tiba-tiba mengalihkan pandangan dari stupa berundak di kejauhan sana menuju beberapa seniman yang tubuhya berbalut lumpur dari kaki hingga ujung kepala. Diantara mereka ada yang membawa bendera merah putih, dan yang lainnya eksplorasi gerak dengan properti daun pisang.

Pemandu wisata di Taman Wisata Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, yang mengantarkan para turis menjelaskan, bahwa seniman setempat melakukan performance menhimpun dana kemanusiaan untuk korban gempa Sumater Barat (Sumbar). Turis asing itu manggut-manggut menikmati suguhan performance dan tak berapa lama membuka dompat, satu persatu mereka menyumbangkan sebagian uangnya.

Ya, entah berapa puluh turis yang meletakkan uang di tampah bambu yang ditaruh di depan para seniman yang performance itu. Tak hanya turis asing saja, ribuan wisatawan lokal yang berkunjung ke batu berundak itu turut mengulurkan tangan untuk membantu para korban gempa.

Seniman yang tergabung dalam Komunitas Seniman Borobudur Indonesia (KSBI) pimpinan Umar Khusaeni mencoba berbuat sesuatu untuk meringankan beban korban gempa. Orang yang datang ke Borobudur dari berbagai belahan dunia, suku ras dan agama seperti lebur menjadi satu untuk satu tujuan menjunjung tinggi solidaritas kepada saudara yang lagi terkena musibah.

Performance bertajuk ‘’Doa Borobudur untuk Korban Gempa’’ dimulai dari bawah tangga timur pelataran candi itu, di Borobudur. Seniman pemencah rekor Muri Indonesia dengan patuh Budha terkecil dari emas, Cipto memukul jimbe bertubi. Mengiringi performance berjalan kaki dari belakang Hotel Manohara di Kompleks Taman Wisata Candi Borobudur menuju bawah tangga timur pelataran candi.

Tabuhan jimbe yang dipadu bende, dan bunyi lonceng kayu, terus menggema mengiringi gerak para seniman yang melakukan berbagai formasi. Pertunjukan ini menyita perhatian para wisatawan yang hendak naik candi, diantara mereka ada juga yang berfoto bersama denga manusia lumpur itu.

Mereka juga mengusung sejumlah daun pisang sebagai simbol bahwa banyak desa di lokasi gempa hingga saat ini belum tersentuh bantuan.

Gempa di Sumbar, Rabu (30/9), dengan kekuatan 7,6 Skala Richter, mengakibatkan berbagai bangunan rusak dan relatif banyak korban luka dan meninggal dunia.

Umar terlihat membawa dua batang bambu yang masing-masing berkibar bendera Merah Putih dan bendera warna putih sebagai tanda berkabung sedangkan seorang seniman lainnya, Agus Merapi, mengenakan properti pakaian jubah warna hitam dan putih, serta tutup kepala, belangkon, membawa puluhan batang dupa saat performa itu.

Seniman lainnya, Ardhi Gunawan, sesekali berkolaborasi dengan Umar, menyampaikan seruan kepedulian para wisatawan terhadap korban gempa yang pusatnya di barat laut Kabupaten Padangpariaman, Sumbar, dengan kedalaman sekitar 71 kilometer itu.

Mereka meletakkan dua tampah di dua jalur masuk pelataran candi itu sebagai wadah uang, sumbangan wisatawan bagi korban gempa.

‘’Saudara-saudara kita di Sumbar sedang berduka, Indonesia turut berduka, kita membantu mereka keluar dari kesulitan, sekecil apapun bantuan para wisatawan akan begitu berarti bagi mereka,’’kata Umar.

Ribuan wisatawan yang hendak naik ke candi yang juga warisan budaya dunia, dibangun abad ke-8 masa Dinasti Syailendra itu, terlihat satu persatu merogoh uang dari dalam tas atau sakunya, lalu meletakkan uang di dalam tampah itu.

‘’Aksi ini akan kami gelar selama tiga hari untuk selanjutnya bantuan dari wisatawan Borobudur kami kirim kepada korban gempa,’’kata Umar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
  • 1st
  • 2nd
  • 3rd
  • 4th
  • 5th

Home | Mobile Version | Seni dan Budaya | Manusia Kreatif | Acara dan Berita | Festival 5 Gunung | Networking | Wisata
(c) 2013-2016 Modus Getar | Powered by Day Milovich