MAGELANG KEMBANGKAN DESA WISATA.

Borobudur Links | September 03, 2009 | 18.19 wib | Label: Tourism


Regina Rukmorini, 22/7-09.
MAGELANG, KOMPAS.com - Saat ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Magelang berupaya mengembangkan 20 desa wisata di kawasan Gunung Merapi, wilayah sekitar Candi Borobudur, serta di sepanjang ruas jalan Yogyakarta-Magelang. Sebanyak 20 desa tersebut diharapkan siap dikunjungi wisatawan pada tahun 2010. Kepala Seksi Obyek Wisata Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Magelang Sudhief Hartasa mengatakan, potensi utama yang ditawarkan sebagai obyek wisata yang menarik dikunjung i, adalah pemandangan alam daerah pedesaan yang dikelilingi gunung dan perbukitan.


Setidaknya, pemandangan alam yang menarik, akan membuat para wisatawan berminat untuk datang, tinggal, dan melihat berbagai keragaman potensi dan keunikan desa yang lain, ujarnya, saat ditemui ditemui di sela-sela acara workshop pengembangan usaha berwawasan budaya daerah di Dusun Kadipolo, Desa Salam, Kecamatan Salam, Rabu (22/7).
Sebanyak 20 desa tersebut tersebar di tujuh kecamatan, yaitu Kecamatan Salam, Dukun, Srumbung, Sawangan, Borobudur, Mungkid, dan Mertoyudan.
Hal-hal lain yang berpotensi menarik wisatawan adalah kesenian daerah seperti jathilan, dan topeng ireng, serta keseharian kehidupan di pedesaan seperti usaha kerajinan rakyat, kegiatan bertani dan beternak.
Sudhief mengatakan, hal-hal sederhana ini dinilai cukup berdaya jual karena berdasarkan informasi yang dihimpun dari beberapa biro travel, mayoritas wisatawan sekarang mulai jenuh dengan paket acara di hotel-hotel. Sebaliknya, mereka justru ingin kembali ke desa dan merasakan kehidupan sederhana yang jauh dari hingar bingar perkotaan.

Kondisi ini, menurut dia, bahkan sudah terlihat di dua desa di Kecamatan Borobudur yaitu Desa Wanurejo dan Candirejo. B anyak turis baik domestik maupun mancanegara menyukai paket wisata menjelajahi dengan dengan sepeda atau andong.
Bahkan, pada saat pelaksanaan BIF (Borobudur International Festival, banyak peserta dan pengunjung dari enam negara memilih untuk tinggal di desa di sekitar candi, daripada menginap di hotel, ujarnya.
Dengan mempertimbangkan kondisi tersebut, Sudhief mengatakan, maka pihaknya pun berupaya agar hal-hal serupa dapat dikembangkan di desa-desa yang lain. Selain untuk meningkatkan jumlah wisatawan, upaya ini pun bertujuan untuk memperlama kunjungan turis.
Jika biasanya wisatawan yang datang ke Kabupaten Magelang hanya bertujuan untuk melihat Candi Borobudur selama tiga hingga empat jam, maka dengan cara ini kami berharap kunjungan mereka bisa berlangsung tiga hingga empat hari, katanya. Dengan semakin lamanya kunjungan, maka perekonomian masyarakat sekitar juga akan semakin terangkat.
Selama ini, Kepala Desa Salam Kahono mengatakan, Desa Salam sendiri sudah sering disinggahi para wisatawan asing. Namun, kunjungan ini pun hanya sebatas jalan-jalan selama beberapa jam.
"Namun, ke depan, kami pun berkeinginan agar para wisatawan dapat berwisata dengan tinggal selama beberapa hari di rumah penduduk atau homestay," ujarnya.
Agar Desa Salam nyaman untuk dikunjungi, Kahono mengatakan, masyarakat terus berswadaya untuk melakukan pembenahan fis ik dengan cara memperbaiki jalan dan saluran air. Tahun ini saja, disisihkan dana Rp 30 juta dari dana alokasi desa (ADD) untuk melakukan pembenahan fisik di 16 dusun di Desa Salam (MMS/bolinks 2009).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
  • 1st
  • 2nd
  • 3rd
  • 4th
  • 5th

Home | Mobile Version | Seni dan Budaya | Manusia Kreatif | Acara dan Berita | Festival 5 Gunung | Networking | Wisata
(c) 2013-2016 Modus Getar | Powered by Day Milovich