PARADE BUDAYA NUSANTARA 2009 (Dalam Gambar) 01.
Foto: Haryo Muslim; Teks: MMS/bolinks@09.
Parade Budaya Nusantara 2009, telah berlangsung di Jakarta pada hari Selasa, 18 Agustus 2009, lalu. Sebanyak 33 kontingen mewakili 33 propinsi dari seluruh Indonesia menampilkan kekayaan dan keunikan budaya masing-masing.
Kontingen Jawa Tengah diwakili oleh Grup CiptoBudoyo dari Dusun Tutup Ngisor, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang. Kali ini, penampilan grup dari lereng Gunung Merapi itu terasa kurang greget dibandingkan grup lain. Terutama grup dari propinsi Bali, Jawa Timur, dan Sulawesi Barat. Ketiga grup itu akhirnya terpilih sebagai penampil terbaik. Berikut laporannya dalam bentuk rangkaian foto.
01. Kalau dalam pewayangan Dasamuka adalah raksasa menakutkan. Dalam Parade Budaya kali ini Dasamuka ternyata cewek cantik bermuka sepuluh...nah lho.
02. Tak mau ketinggalan oleh saudara/i-nya dari seluruh penjuru tanah air, putri Papua yang hitam manis ini ikut memeriahkan Parade Budaya Nusantara 2009.
03. Penampilan putri Solo yang paling sederhana di antara anggota kontingen Solo Batik Carnival.
04. Konon, Dewi Angsa inilah yang akan mengantarkan Indonesia memasuki 'tahun kreatifitas'.
Anda bisa posting-ulang artikel ini atau dengan mencantumkan link ini:
http://borobudurlinks.blogspot.com/2009/08/parade-budaya-nusantara-2009-dalam_3904.html
http://borobudurlinks.blogspot.com/2009/08/parade-budaya-nusantara-2009-dalam_3904.html
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Saya juga nonton parade ini di Monas. Melihat kekayaan budaya yang dimiliki Indonesia membuat kita semua wajib berbangga. Namun sebagai orang Semarang saya juga ikut prihatin dengan kontingen Jawa Tengah. Pesertanya tergolong paling sedikit. Yang ditampilkan romobongan kuda lumpiong lagee... Terlalu biasa. Apa nggak ada yang lain dari Jawa Tengah ? Kan propinsi ini dikenal sebagai pusat budaya (Jawa), tentu banyak kesenian yang bisa ditampilkan selain kudalumping.
BalasHapusMungkin karena sudah melihat penampilan kontingen lain yang gemebyar, grup dari Jateng (Merapi ya ?) ini juga terlihat loyo banget. Jadi minder gituu loh... kelihatannya.
Sebagai warga Jateng, saya juga ikut2an minder untuk memamerkannya pada orang lain. Tapi keminderan itu sedikit terobati oleh penampilan kontingen Solo Batik Carnival. Ini baru carnaval beneran. Ini bener2 carnaval... Salute. Mestinya pemprop Jateng belajar dari anak-kotanya Solo, yg lebih hebat, yg lebih prof-lah.