Oleh Muh Syaifullah.
Borobudurlinks, 14 September 2012. Paket wisata dari luar
negeri ke Yogyakarta dinilai masih terlalu mahal. Bahkan lebih mahal daripada
paket wisata ke Bali dan Bandung. Padahal, wisatawan mancanegara yang datang ke
Yogyakarta jauh lebih sedikit daripada dua daerah tujuan wisata favorit itu.
Ketua Asita (Association of the Indonesia Tours and Travel) Daerah Istimewa Yogyakarta Edwin Ismedi Himna menyatakan harga paket wisata yang lebih mahal dari Bali dan Bandung itu membuat calon wisatawan tidak melirik Yogyakarta. Bali dan Bandung menjadi primadona wisatawan asal Malaysia. "Persaingan destinasi wisata negara-negara Asean memprihatinkan," kata Edwin, Rabu 12 September 2012.
Mahalnya harga paket wisata itu sangat mempengaruhi kunjungan wisatawan asal Malaysia. Pada tahun 2007-2008 memang banyak wisatawan asal Malaysia lumayan banyak. Yaitu mencapai 3.000 orang per tahun. Kini hanya sekitar 1000 wisatawan dari negeri jiran itu.
Contohnya, harga paket wisata dari Malaysia ke Yogyakarta per orang mencapai 1.280 Ringgit Malaysia. Harga itu berlaku untuk satu orang selama 3 hari 3 malam. Dibandingkan dengan harga paket wisata dari Malaysia ke Bali sangat jauh lebih mahal. Paket wisata dari Malaysia ke Bali hanya 888 Ringgit Malaysia saja. Harga itu berlaku untuk satu orang selama 4 hari 4 malam.
Selain harga paket wisata yang mahal, Yogyakarta juga masih kurang dalam inovasi lokasi tujuan wisata. Seperti di Bandung ada destinasi wisata baru sepeerti Transtudio. Sedangkan Yogyakarta belum mempunyai destinasi wisata baru yang bisa menarik wisatawan untuk datang.
"Harus ada wahana baru destinasi wisata, ini yang belum digarap di Yogyakarta," kata Edwin. Sedangkan hiburan berbasis budaya yang sudah rutin ada hanya Ramayana Balet saja. Sementara wisatawan butuh hiburan yang berbasis budaya namun rutin dan lebih banyak lagi.
Menurut Deddy Parnowo Eryono, Ketua Badan Promosi Pariwisata Kota Yogyakarta, mahalnya paket wisata itu salah satunya juga akibat dari naiknya harga tiket masuk ke Candi Prambanan, Boko dan Borobudur. Padahal Borobudur dan Prambanan menjadi icon penting dalam paket wisata yang wajib dikunjungi. "Sejak Juli lalu tiket masuk candi naik menjadi USD 25. Padahal objek wisata lainnya masih murah," kata Deddy.
Ia berharap, pengelola candi itu meninjau kembali kebaikan harga tiket masuk. Jika tidak, maka bisa saja agen perjalanan tidak memasukkan kunjungan ke candi itu. Jika ada paket ke candi, maka wajib memberitahukan kepada calon wisatawan supaya tidak ada keluhan wisatawan karena harga tiketnya mahal. "Kesiapan menerima tamu dan infrastruktur juga masih perlu diperbaiki," kata Deddy.
Sedangkan tarif kamar hotel, kata Sekretaris Perhimpunan Hotel dan Restoran indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta itu, rata-rata sama dengan kota lainnya. Bahkan pihaknya juga sudah mempunyai ketentuan sendiri.
Menurut Herriyadi Baliin, General Manager The Sahid Rich Jogja Hotel, soal tarif kamar memang sudah ada keketentuan. Sehingga persaingan harga kamar untuk menginap sudah diatur. "Kalau paket harga kamar sudah standar dan sama dengan kota-kota daerah tujuan wisata lainnya," kata dia.
Hotel Rosalia indah atau Ros In, merambah ke hotel kelas melati. Sebelumnya sudah mengelola hotel bintang empat.
General Manager Rosalia Indah Hotel Umbulharjo Sutrisna menyatakan, hotel yang dibangun di Jalan Veteran Yogyakarta ini merupakan hotel
melati dengan konsep budget. Harga kamarnya antara Rp250
ribu hingga Rp500 ribu.
"Ini merupakan salah satu upaya mengembangkan pasar tamu, ada kelas bintang dan banyak tamu yang memilih hotel kelas melati," kata dia (Tempo.Com).
Ketua Asita (Association of the Indonesia Tours and Travel) Daerah Istimewa Yogyakarta Edwin Ismedi Himna menyatakan harga paket wisata yang lebih mahal dari Bali dan Bandung itu membuat calon wisatawan tidak melirik Yogyakarta. Bali dan Bandung menjadi primadona wisatawan asal Malaysia. "Persaingan destinasi wisata negara-negara Asean memprihatinkan," kata Edwin, Rabu 12 September 2012.
Mahalnya harga paket wisata itu sangat mempengaruhi kunjungan wisatawan asal Malaysia. Pada tahun 2007-2008 memang banyak wisatawan asal Malaysia lumayan banyak. Yaitu mencapai 3.000 orang per tahun. Kini hanya sekitar 1000 wisatawan dari negeri jiran itu.
Contohnya, harga paket wisata dari Malaysia ke Yogyakarta per orang mencapai 1.280 Ringgit Malaysia. Harga itu berlaku untuk satu orang selama 3 hari 3 malam. Dibandingkan dengan harga paket wisata dari Malaysia ke Bali sangat jauh lebih mahal. Paket wisata dari Malaysia ke Bali hanya 888 Ringgit Malaysia saja. Harga itu berlaku untuk satu orang selama 4 hari 4 malam.
Selain harga paket wisata yang mahal, Yogyakarta juga masih kurang dalam inovasi lokasi tujuan wisata. Seperti di Bandung ada destinasi wisata baru sepeerti Transtudio. Sedangkan Yogyakarta belum mempunyai destinasi wisata baru yang bisa menarik wisatawan untuk datang.
"Harus ada wahana baru destinasi wisata, ini yang belum digarap di Yogyakarta," kata Edwin. Sedangkan hiburan berbasis budaya yang sudah rutin ada hanya Ramayana Balet saja. Sementara wisatawan butuh hiburan yang berbasis budaya namun rutin dan lebih banyak lagi.
Menurut Deddy Parnowo Eryono, Ketua Badan Promosi Pariwisata Kota Yogyakarta, mahalnya paket wisata itu salah satunya juga akibat dari naiknya harga tiket masuk ke Candi Prambanan, Boko dan Borobudur. Padahal Borobudur dan Prambanan menjadi icon penting dalam paket wisata yang wajib dikunjungi. "Sejak Juli lalu tiket masuk candi naik menjadi USD 25. Padahal objek wisata lainnya masih murah," kata Deddy.
Ia berharap, pengelola candi itu meninjau kembali kebaikan harga tiket masuk. Jika tidak, maka bisa saja agen perjalanan tidak memasukkan kunjungan ke candi itu. Jika ada paket ke candi, maka wajib memberitahukan kepada calon wisatawan supaya tidak ada keluhan wisatawan karena harga tiketnya mahal. "Kesiapan menerima tamu dan infrastruktur juga masih perlu diperbaiki," kata Deddy.
Sedangkan tarif kamar hotel, kata Sekretaris Perhimpunan Hotel dan Restoran indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta itu, rata-rata sama dengan kota lainnya. Bahkan pihaknya juga sudah mempunyai ketentuan sendiri.
Menurut Herriyadi Baliin, General Manager The Sahid Rich Jogja Hotel, soal tarif kamar memang sudah ada keketentuan. Sehingga persaingan harga kamar untuk menginap sudah diatur. "Kalau paket harga kamar sudah standar dan sama dengan kota-kota daerah tujuan wisata lainnya," kata dia.
Hotel Rosalia indah atau Ros In, merambah ke hotel kelas melati. Sebelumnya sudah mengelola hotel bintang empat.
General Manager Rosalia Indah Hotel Umbulharjo Sutrisna menyatakan, hotel yang dibangun di Jalan Veteran Yogyakarta ini merupakan hotel
melati dengan konsep budget. Harga kamarnya antara Rp250
ribu hingga Rp500 ribu.
"Ini merupakan salah satu upaya mengembangkan pasar tamu, ada kelas bintang dan banyak tamu yang memilih hotel kelas melati," kata dia (Tempo.Com).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar