MENCARI KESEMPURNAAN HIDUP DI BOROBUDUR.

Borobudur Links | September 26, 2010 | 00.04 wib | Label: Tourism

Foto Raditya Mahendra Yasa.

Borobudurlinks, 25 September 2010. Bettina Casimir-Clark (50), menyeka air mata bahagia yang tak dapat dibendungnya. Baginya, bermeditasi di Candi Borobudur mendatangkan kebahagiaan, mengikuti makna dari tingkatan lantai yang baru saja diinjaknya, Arupadhatu, yang berarti "selangkah lagi menuju surga".
Saat bermeditasi sekitar 10 menit, warga negara Jerman yang kini tinggal di New York, Amerika Serikat, mengaku dapat merasakan dirinya menyatu dengan alam. Dalam penyatuan itulah ia dapat merasakan energi positif dari candi.
"Benda-benda yang ada di alam tidak pernah mengeluarkan energi negatif. Di Candi Borobudur, saya merasakan energi positif berupa energi cinta yang menggelora begitu kuatnya," ujar wanita yang sehari-hari bekerja sebagai psycho therapist ini.
Candi Borobudur terdiri atas empat tingkatan, yaitu Kamadhatu, Rupadhatu, Arupadhatu, dan Arupa, yang masing-masing menjadi simbol tahapan kehidupan manusia. Arupadhatu, sebagai salah satunya, adalah simbol kondisi manusia yang sudah terbebas dari segala nafsu, bentuk, dan rupa.
Sesuai dengan simbol itu, Bettina pun mengaku tidak lagi merasakan emosi, rasa perasaan yang berlebihan. Seluruh jiwa dan pikirannya hanya terfokus pada relasi antara dirinya dan candi.
Kekuatan energi serupa juga pernah dirasakan 28 warga asing di bawah pimpinan seniman perupa Toni Kanwa. Dengan adanya kekuatan besar dari candi, mereka pun meyakini, energi itu juga tersebar di seluruh benda lain di lingkungan candi, seperti pohon bodhi, kelapa hijau, dan rerumputan. Keseluruhan lingkungan candi dianggap sakral dan berkekuatan agung.

Ikatan spiritual.

Priyoto, pemilik Penginapan Lotus I di Jalan Medangkamulan, Kecamatan Borobudur, mengatakan, ikatan spiritual Candi Borobudur dengan wisatawan asing, terutama mereka yang berasal dari Eropa dan Amerika, sudah ada sejak lama. Laku spiritual biasanya dijalankan dengan rutin bermeditasi dan melakukan pradaksina, berjalan mengelilingi Candi Borobudur.
Meditasi dilakukan dengan berbagai cara. Ketika ingin bermeditasi saat malam hari dan tak bisa memasuki candi, meditasi cukup dilakukan di atas atap Penginapan Lotus. "Mereka biasanya berkonsentrasi dengan memandang Candi Borobudur dari kejauhan," ujarnya.
Meditasi ini kerap dilakukan para pengunjung yang berusia di atas 40 tahun. Selain Buddha, ritual ini juga dilakukan mereka yang memiliki beragam agama lain. Meditasi ini dilakukan sebagai ritual untuk menenangkan jiwa dan bukan menjadi salah satu kegiatan keagamaan.
Tamu-tamu Penginapan Lotus yang sudah pernah melakukan ritual ini, mengungkapkan bahwa meditasi di Candi Borobudur mendatangkan kekuatan yang luar biasa. "Energi yang didapat, menurut mereka, akan terus terasa setiap hari yang kemudian berdampak membawa ketenangan jiwa dan pencerahan pikiran dalam kehidupan sehari-hari," ujarnya.
Ikatan batin yang demikian kuat antara candi dan manusia, menurut Priyoto, pernah dilihatnya dari pengalaman seorang warga negara Kanada yang menjadi tamu penginapannya. Sang tamu bercerita bahwa dia mendapatkan wasiat dari ibunya sebelum meninggal, bahwa abu kremasi si ibu harus dibuang ke candi. Hal ini terjadi karena ibu tamu tersebut memang sudah beberapa kali datang dan berdoa di Candi Borobudur.
Mengacu pada pengalaman tersebut, Priyoto meyakini Candi Borobudur bukanlah bangunan mati. Candi ini adalah monumen hidup, yang terus-menerus memberikan pengaruh dan energi spiritual yang tak ada habisnya bagi siapa saja yang peka untuk menangkapnya.
Setidaknya bagi kita yang tidak memiliki keahlian spiritual, Candi Borobudur tetap berupaya memberikan energi kebaikan dengan memberikan arahan dan petunjuk kehidupan dalam relief-relief cerita di dinding candi. Jika itu dipelajari secara mendalam, arahan itu akan memberikan energi positif yang tak kalah membara. (Regina Rukmorini/M Burhanudin/KOMPAS.Com)

1 komentar:

  1. Suka atau tidak suka, apapun agama sampeyan, terus apapun asal usul sampeyan, apapun sampeyan datang dengan mobil mewah atau bisanya hanya pake bis umum atau dengan jalan kaki bersandal jepit, Borobudur tetap membuka diri jika sampeyan ingin belajar tentangnya yang pada gilirannya Anda akan belajar tentang diri anda sendiri…
    Tentang diri anda yang sebenarnya suci..yang belum lepas dari proses hidup dan mati.. dan masih bergelut dalam proses mencari kesempurnaan hidup…Be my guest to join the club!
    Tapi siapkah anda? Jika anda membuka mata, anda tiba2 menemukan diri anda di tengah hutan sendirian? Di bawah pohon beringin? Setelah anda sadar bahwa kenyataan hidup betul betul terus menerus menggigit bathin anda, seperti kenapa manusia harus sakit, menua, mati dan membusuk…sehingga anda memutuskan untuk kabur dari istana dan menampik kekuasaan yang sebenarnya memang menjadi hak anda sepenuhnya…padahal kalau diukur dengan kurs zaman sekarang, kekayaan anda mungkin setara dengan kekayaannya Bill Gates..Tapi anda memilih untuk pergi meninggalkan semuanya karena kebenaran atau kasunyatan tak mau menunggu lama lama…sama seperti ketika anda berlari lari mencari dari gate ke gate lain di airport…siapapun anda, pesawat tak mau menunggu lama lama…karena dalam pesawat itu, akan ada jawaban , yang selama ini telah membuat anda gelisah…. Tapi apa yang anda anggap sederhana, belum tentu sederhana bagi orang lain…Umumnya orang akan mencari kesempurnaan hidup setelah pension, setelah merasa cukup menjalankan kewajiban terhadap anak dan istri..
    Tapi siapkah anda meninggalkan semuanya.? Demi kesempurnaan hidup? Menanggalkan tanggung jawab anda sebagai suami dan pangeran, tapi anda tetap bersumpah anda akan kembali setelah mendapat penerangan sejati…bukan hanya untuk keluarga anda tapi bagi seluruh ummat sedunia…
    Siapkah anda??!!Untuk mencapai spiritual orgasm ato God's Spot?

    BalasHapus
 
  • 1st
  • 2nd
  • 3rd
  • 4th
  • 5th

Home | Mobile Version | Seni dan Budaya | Manusia Kreatif | Acara dan Berita | Festival 5 Gunung | Networking | Wisata
(c) 2013-2016 Modus Getar | Powered by Day Milovich