TERAS PUNCAK CANDI BOROBUDUR BOCOR.

Borobudur Links | Juli 28, 2010 | 20.23 wib | Label: Event and News


Borobudurlinks, 28 Juli 2010. Lantaran stupa induk yang rusak tak kunjung diperbaiki, teras puncak Candi Borobudur kini bocor. Hal ini disampaikan Balai Konservasi Peninggalan Borobudur kemarin. Mereka khawatir, jika kerusakan itu tidak segera diperbaiki, teras candi di bawahnya pun akan ikut rusak. "Karena itu, kerusakan harus segera dikendalikan sebelum meluas," kata Kepala Balai Marsis Sutopo.
Pada 1987, Marsis menambahkan, penangkal petir di puncak stupa, pernah tersambar petir. Akibat peristiwa itu, sejumlah bagian stupa rusak sehingga ada celah yang bisa diterobos air saat hujan. Nayatanya air hujan itu meresap hingga lapisan terbawah candi. Akibatnya, batu-batu candi yang terkena air rembesan menjadi rusak dan keropos, warnanya memudar dan tumbuh lumut di atasnya.
Balai Konservasi belum menentukan kapan perbaikan akan dimulai. Masris memperkirakan, dibutuhkan waktu dua bulan dengan anggaran sebesar Rp 37 juta untuk perbaikan candi. Mula-mula titik kebocoran di stupa induk akan ditambal, lalu celah yang retak direkatkan kembali. Batu-batu candi yang berlumut pun, menurut Marsis, akan dibersihkan.
Upaya perbaikan itu bukan perkara mudah karena harus membongkar tiga teras teratas dari 10 teras candi. Padahal saat ini teras itu merupakan bagian yang paling ramai dikunjungi wisatawan.
Mengenai hal ini, Kepala PT Taman Wisata Candi Borobudur Pujo Suwarno, selaku pengelola wisata candi, mengatakan siap membantu. Dia berjanji akan menutup teras teratas selama masa perbaikan. "Bisa saja ditutup sementara untuk wisatawan," katanya.
Karena dibangun di atas bukit dan tanah uruk, menurut Masri, air hujan memang menjadi salah satu ancaman bagi struktur bangunan Candi Borobudur. Jika air terlalu banyak meresap, tanah menjadi lembek dan candi terancam ambles. "Sebaliknya, tanah yang kering dan merekah bisa membuat candi bergeser," katanya.
Dalam catatan Balai Konservasi, saat ini ada 66 titik kebocoran yang harus segera ditangani. (Anang Zakaria/Koran TEMPO).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
  • 1st
  • 2nd
  • 3rd
  • 4th
  • 5th

Home | Mobile Version | Seni dan Budaya | Manusia Kreatif | Acara dan Berita | Festival 5 Gunung | Networking | Wisata
(c) 2013-2016 Modus Getar | Powered by Day Milovich