MUSEUM SENIRUPA H.WIDAYAT.

Borobudur Links | Juli 07, 2010 | 16.02 wib | Label: networking


(Borobudurlinks, 7 Juli 2010. PENGANTAR: Beberapa waktu lalu dilaporkan terjadi pencurian sejumlah lukisan koleksi Museum Senirupa Widayat, Magelang. Kasus yang dilaporkan salah satu ahli waris, Fajar Purnama Sidhi alias Pungki, itu kini ditangani Polres Magelang. Akibat pencurian itu, museum yang terletak di pertigaan Mendut-Mungkid-Borobudur, kini ditutup hingga waktu yang belum ditentukan. Untuk mengetahui keberadaan museum itu, berikut kami turunkan tulisan yang bersumber dari website museum itu. Red.).

Museum Seni Rupa H. Widayat berdiri diatas areal tanah seluas ± 7.000 m2 terletak di jalur wisata diantara Candi Mendut dan Candi Borobudur, tepatnya di Jl. Letnan Tukiyat 32 Kota Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Museum H. Widayat terdiri atas 3 bangunan utama, MUSEUM H. WIDAYAT, GALERI HJ. SOEWARNI (d/h GALERI WIDAYAT) dan ART SHOP HJ. SOEMINI, serta AREA TAMAN yang dimanfaatkan untuk meletakkan karya seni outdoor, dibangun tahap demi tahap sesuai dengan perluasan area dan peruntukannya.
Museum H. Widayat adalah wujud nyata dari sebuah impian, obsesi, dan prestasi dari pelukis H. Widayat.. Selain sebagai tempat memamerkan karya pribadinya, maupun karya-karya pelukis dan perupa lain, motivasi utamanya adalah menjadikan museum pribadinya sebagai tempat untuk belajar dan mengapresiasi karya seni.
Hal ini tentu berkaitan dengan profesinya selain sebagai pelukis, yakni sebagai pengajar senirupa di Institut Seni Indonesia (d/h ASRI). Ide mendirikan museum ini sebenarnya bermula dari keprihatinan H. Widayat, melihat koleksi karya-karya mahasiswanya yang hanya bertumpuk di gudang, bahkan banyak yang hilang diambil orang. Sepulang dari belajar di Jepang pada tahun 1962, usulan untuk membuat museum ini muncul dan disodorkan oleh kawan dekatnya, Fadjar Sidik.

Museum ini dibangun berdasarkan desain arsitek Ir. H. Edji Sukedji yang dikenal pada saat sama-sama menunaikan ibadah haji. Bangunan utama diatas tanah seluas ± 2.500 m2 terdiri atas 2 lantai. RUANG PAMER LANTAI 1 peruntukannya ditujukan untuk memamerkan karya-karya H. Widayat dalam berbagai media. Sedangkan RUANG PAMER LANTAI 2 dipergunakan sebagai tempat untuk memamerkan karya-karya seniman lain yang merupakan koleksi Museum H. Widayat. Yang unik dari bangunan museum ini adalah system pencahayaannya, dengan memanfaatkan sinar matahari yang menembus dinding-dinding kaca
Selain bangunan museum, H. Widayat juga mendirikan tempat tinggal merangkap studionya ,serta guest house sebagai tempat untuk menginap para tamu-tamunya. Pembangunan museum selesai pada awal tahun 1994, dan diresmikan pada 30 April 1994, oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan saat itu, Prof. DR. Ing. Wardiman Djojonegoro.

KOLEKSI MUSEUM.

Koleksi yang dimiliki Museum H. Widayat jumlahnya sangat banyak, dan terdiri atas bermacam-macam jenis karya dalam berbagai media. Seiring dengan berjalannya waktu, bertambah pula jumlah dan jenis koleksi museum. Awalnya hanya sekitar 140 buah karya H. Widayat sendiri, dan sekarang telah berkembang menjadi 1.001 karya dalam berbagai ukuran dan media.
Demikian pula dengan koleksi museum karya seniman lain. Dari sekitar 130 pada awal museum berdiri, saat ini telah bertambah menjadi sekitar 500 buah karya, terdiri atas lukisan, sketsa, patung dan benda-benda antik lainnya.

GALERI HJ.SOEWARNI.

Galeri Hj. Soewarni ini diresmikan pada 20 Maret 1999 oleh Rektor Institut Seni Indonesia, Prof. DR. I Made Bandem. Pembangunan galeri seni yang diberi nama Hj. Soewarni adalah sebagai penghormatan atas jasa istri pertamanya. Bangunan seluas 1.300 m2 ini yang juga diarsiteki Ir. H. Edji Sukedji, ini dilengkapi dengan gudang untuk penyimpanan lukisan, ruang untuk sekretariat/kantor, mezzanine serta kolam renang pribadi.
Masih menggunakan konsep yang sama dengan bangunan museum, cahaya matahari secara natural dimanfaat untuk menyinari ruangan yang dinding-dinding kacanya dihiasai oleh lukisan/sketsa Widayat. Galeri ini selain sebagai tempat untuk berpameran, workshop bagi seniman muda atau senior, juga diperuntukkan untuk memenuhi keinginan para pecinta seni/kolektor yang berkeinginan untuk membeli/mengkoleksi karya-karya H. Widayat.
Galeri ini mampu menampung lebih dari 50 karya lukis dan grafis, serta lebih dari 20 karya patung dan seni instalasi. Selain itu juga tersimpan puluhan strika kuno koleksi pribadi yang dapat menjadi daya tarik bagi pengunjung.

ARTSHOP HJ.SOEMINI.

Bangunan terakhir yang melengkapi komplek Museum H. Widayat adalah rumah joglo yang diberi nama Art Shop Hj. Soemini yang didirikan sebagai penghormatan atas jasa istri kedua. Bbangunan art shop Hj. Soemini ini, diarsiteki oleh Ir. Agung Wijanarko yang juga merupakan anak ke 5 dari H. Widayat dan Hj. Soemini. Bangunan seluas 1.300 m2 yang mengambil bentuk joglo ini selesai pendiriannya pada tahun 2001.
Bangunan Art Shop Hj. Soemini terbagi atas 3 bagian, ruang depan untuk penjualan cinderamata, penjualan karya-karya seni seniman muda, dan sebagai tempat Workshop. Ruang tengah adalah ruang marmer, di ruangan ini terdapat lukisan/sketsa karya H. Widayat yang dipahatkan pada marmer dan tertempel pada dinding. Ruang belakang merupakan ruang peristirahatan yang juga diperuntukkan sebagai studio tempat H. Widayat berkarya.

TAMAN.

Selain aspek keindahan bangunan, yang menjadi perhatian H. Widayat adalah keindahan lingkungan dimana bangunan-bangunan tersebut berada dan menyatu. Lanskap tanaman tropis lengkap dengan aneka macam jenis tanaman, burung ,dan unggas, menunjang dan memberikan suasana asri yang sekaligus terasa menyatu dengan berbagai koleksi karya patung luar ruang (outdoor)
Melalui museum ini, H. Widayat, yang seorang seniman, secara tekun dan gigih sanggup mewujudkan gagasan besar yang tidak saja bermanfaat bagi dirinya, namun lebih dari itu sangat bermanfaat dan memberi warna bagi seni rupa Indonesia. Sebuah museum, jelas memiliki fungsi yang demikian luas, tidak saja sebagai monumen, melainkan juga sebagai tempat “catatan” sejarah, dokumentasi ,dan tempat belajar bagi generasi berikutnya. Museum ini dengan koleksi-koleksinya diharapkan dapat dijadikan tolak ukur perkembangan seni lukis dan seni rupa pada umumnya (Mualim M Sukethi/bolinks@2010).

2 komentar:

  1. Ariana Pegg:
    ‎@Mualim: thanks udah ditagg, dokumentasi yg sangat bernilai

    BalasHapus
  2. Wibowo Setyo Utomo:
    Kang Mualim terhormat, kamu memang gila dlm mengapresiasi seniman tokoh kita. Award apa yang pantas untuk Kakang... ? Semua pantas... yes.. for all.

    BalasHapus
 
  • 1st
  • 2nd
  • 3rd
  • 4th
  • 5th

Home | Mobile Version | Seni dan Budaya | Manusia Kreatif | Acara dan Berita | Festival 5 Gunung | Networking | Wisata
(c) 2013-2016 Modus Getar | Powered by Day Milovich