PUTU WIJAYA PUKAU PENONTON DI MAGELANG.
Oleh : Heru Suyitno.
Borobudurlinks, 2 Mei 2010. Pementasan monolog Putu Wijaya di Gedung Achmad Yani Magelang, Sabtu (1/5) malam memukau ratusan penonton di kota getuk ini. Pementasan monolog dengan judul "Empu" ini mampu memikat sekitar 400 penonton, antara lain terdiri atas pelajar, mahasiswa dan masyarakat umum. Penonton tidak hanya warga Magelang, tetapi juga datang dari Yogyakarta dan Semarang.
Penampilan Putu Wijaya yang didukung dengan tata lampu yang cukup bagus membuat monolog tersebut semakin menarik untuk dinikmati. Seorang penonton yang berprofesi sebagai guru, Floris, menilai pertunjukan tersebut cukup spektakuler. Ia menyatakan sangat berterima kasih Putu Wijaya mau tampil di Kota Magelang yang selama ini jarang menggelar pertunjukan teater.
Hal tersebut diakui Ketua Panitia Penyelenggara, Yefta yang mengatakan Magelang tidak seperti Yogyakarta, Solo, dan Semarang, namun ternyata penonton cukup banyak. "Untuk kota sekecil Magelang ini, pertunjukan ini dengan jumlah penonton sekitar 400 orang ini sudah merupakan prestasi tersendiri." katanya.
Mantan Pimpinan Teater Fajar Magelang, Andre GW menilai pertunjukan ini cukup sukses baik dari sisi penyelenggaraan maupun jumlah penonton. Monolog "Empu" untuk mengenang 100 hari meninggal Gus Dur ini antara lain menceritakan tentang kemerdekaan dan emansipasi wanita.
Putu dengan kostum serba hitam dengan mengenakan peci tersebut menceritakan bahwa bangsa ini telah kehilangan seorang tokoh dan pemimpin yang melindungi kaum minoritas. Ia menceritakan, Gus Dur memandang perbedaan sebagai suatu rahmat yang bisa menjadikan kesempurnaan bangsa.
Dalam salah satu adegan, Putu menceritakan seorang tokoh wanita bernama Vera yang ingin menjadi seorang laki-laki karena ingin balas dendam atas kelakukan kaum pria pada nenek dan ibunya yang membuatnya menderita. Namun, kehidupan Vera sebagai seorang laki-laki ternyata tidak seperti yang dibayangkannya, karena banyak menemui rintangan dan membuatnya menyesal. Menurut Putu, kalau ingin memperjuangkan hak-haknya seorang perempuan harus menunjukkan kelebihan yang dimiliki perempuan, jangan ingin menjadi seperti laki-laki. (ANTARA/bolinks@2010).
Anda bisa posting-ulang artikel ini atau dengan mencantumkan link ini:
http://borobudurlinks.blogspot.com/2010/05/putu-wijaya-pukau-penonton-di-magelang.html
http://borobudurlinks.blogspot.com/2010/05/putu-wijaya-pukau-penonton-di-magelang.html
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Hening Sutardi:
BalasHapusSukses utk magelang. Selalu kan kukenang. Kota yang tenang... Salam utk para pewaris kyai panjang...
Kardi Syaid:
BalasHapussukses. Putu memang nabi teater sesudah Rendra. pasti ok-lah!
Mbiloeng Sarawita:
BalasHapusWalah ... ora ana sing ngabari nek Putu nang A. Yani ... aku malah umyeg nang alun-alun, nonton penonton wayang kulit ... :-( & ;-)
Mualim M Sukethi:
BalasHapus@MS. lho ra ono woro2ne pho? Yefta kan biasane woro2ne canggih...
@KS n HS. Bukan hanya seni tradisi saja, kini Mgl juga marak dgn gairah seni modern kontemporer. Pokoke Mgl UOOKE...
Mbiloeng Sarawita:
BalasHapusWara2 mesthine ana ... mung wae mungkin mripatku sing blawur, kupingku sing suda-rungon ... heheee ... ;-)
Nani Tanjung:
BalasHapussipp mas, kapan ya aku juga diundang pentas di sana, monolog OH karya PW atau teater kail nya, dengn EDAN PW, kami juga sedang mempersiapkan EDAN untuk Mimbar Teater Indonesia di Solo, asik juga untuk Magelang sudah di agenda kan, usai di solo nanti, kami tunggu kabarnya ya di 081319935445, hp rekanmu Sutarno SK. sipp...
menonton penonton juga tontonan buat penonton lho Mbilung, >> 'mun ojo linglung je
Mbiloeng Sarawita:
BalasHapus@NT: hahaaaa ... emang sengaja kok, sambil jeprat-jepret, nonton "penonton jelata" yang ter-over-diskriminasi dengan "penonton terhormat" dalam tata-lokasi pentas wayang kulit ;-)
Elies Jameela:
BalasHapusTolong dong berikabar bila ada pentas sprt itu lg. ....?
Mualim M Sukethi:
BalasHapus@NT. Penyelenggaranya Komunitas Teplok (?), pimpinan Yefta. Tp aku sendiri blm begitu kenal. Nanti kalau ada no kontaknya kuhubungi kamu. Sukses tuk Teater Kail dan Mimbar Teaternya.
@EJ. Karena keterbatasn tenaga, kami blm bisa mendata semua kegiatan2 yg diadakan di Mgl, kecuali panitianya memberitahukan. Jd sebagian inforamsi msh kami copy/paste dr media lokal yg memberitakan. Maaf ya....