TARI “JARAN PAPAT” MANTRAN WETAN.
Alkisah di suatu masa sebuah kerajaan porak poranda. Kerajaan yang dipimpin oleh Ratu Songgo Langit itu dibuat porak poranda oleh raksasa yang bernama Singo Barong. Maka dibuatlah sayembar, siapa yang berhasil mengalahkan keangkaramurkaan Singo barong akan diangkat sebagai raja. Akhirnya Singo Barong dapat ditumpas oleh Prabu Klono Jewandono.
Legenda tersebut akhirnya diangkat menjadi sebuah sendratari yang di beri nama “Jaran Papat”, sebuah kesenian rakyat yang berasal dari Dusun Mantran Wetan, Desa Girirejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang. Sebagai sebuah kelompok, kesenian rakyat ini telah berdiri sejak tahun 1809.
Diawali oleh keluarnya 4 orang penari berpakaian bak prajurit kerajaan dahulu kala. Mereka menaiki anyaman bambu yang dibentuk menyerupai kuda atau di masyarakat setempat lebih popular dengan sebutan kuda lumping. Tarian ini diiringi gamelan yang ditabuh oleh 5 orang niyaga.
Tarian mereka menggambaran peperangan Prabu Klono Jewandono melawan Singo Barong. Setelah terjadi peperangan hebat akhirnya peperangan itu dimenangkan Prabu Klono Jewandono. Seorang penari yang memerankan Prabu Klono Jewandono menaiki Singo Barong sebagai simbol telah ditaklukannya Singo Barong.
Di Dusun Mantran, “Jaran Papat” tersebut merupakan kesenian tertua dan merupakan warisan turun menurun dari para pendahulunya. Didirikan oleh 15 orang keluarga, sampai sekarang anggota “Jaran Papat” terdiri dari 18 keluarga dengan jumlah 30 orang. Semua anggota laki – laki, yang merupakan cucu dan cicit dari pendiri sebelumnya.
Wahyono selaku pimpinan grup “Jaran Papat” mengatakan, “Gerakan tari dan musik pengiring”Jaran Papat” belum mengalami perubahan, sampai ritual sebelum pementasan pun masih asli seperti dahulu ”. Sebelum pementasan setiap anggota diwajibkan melakukan ritual mandi dan minum air dari Pancuran Curah, yang terletak di Dusun Mantran Wetan, ujar pria 50 tahun yang juga menjabat sebagai Kepala Dusun (Kadus) Mantran Wetan.
Kesenian ”Jaran Papat”merupakan kesenian tertua dan dituakan di Kecamatan Ngablak, Hal ini diungkapkan Supadi Haryono, pimpinan Paguyuban Kesenian di Dusun Mantran, “ Jika ada pertunjukan kesenian atau ritual adat di wilayah Kecamatan Ngablak Kesenian “Jaran Papat” pasti menjadi kesenian pembuka dalam acara tersebut, “ ujar pria 39 tahun dengan 2 anak ini.
Ketika kita berbicara tentang kesenian rakyat, pasti semuanya itu dibuat bukan tanpa makna. Ada sebuah nilai yang ingin disampaikan kepada para penonton, demikian juga dengan “Jaran Papat. Hal itu diungkapkan Wahyono selaku Pimpinan,”Jaran Papat”. Selanjutnya ia mengatakan, peperangan Prabu Klono Jewandono melawan Singo Barong adalah peperangan manusia melawan hawa nafsu. “Kita harus bisa melawan dan mengendalikan hawa nafsu kita seperti yang dilakukan Prabu Klono Jewandono dengan menaklukan Singo Barong, supaya di dunia ini tidak terjadi angkara murka, “ pungkas Wahyono.
“Jaran Papat” adalah satu dari sekian banyak kesenian rakyat di Indonesia. Kesenian rakyat adalah suatu bentuk dari kekayaan budaya yang mengandung nilai-nilai luhur yang perlu dilestarikan., Makna yang terkandung didalamnya adalah sebuah identitas dan jatidiri dari masyarakat dan bangsa. (bhe-borobudurlinks).
Anda bisa posting-ulang artikel ini atau dengan mencantumkan link ini:
http://borobudurlinks.blogspot.com/2009/07/tari-jaran-papat-mantran-wetan.html
http://borobudurlinks.blogspot.com/2009/07/tari-jaran-papat-mantran-wetan.html
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar