Salam Perdana.

Borobudur Links | Juli 02, 2009 | 23.05 wib | Label: Event and News

Salam.
Borobudur adalah ikon pariwisata terpenting di Indonesia. Nama candi terbesar di dunia itu tentunya sudah tak asing lagi bagi sebagian besar warga dunia. Sebagai tujuan wisata utama, Borobudur telah mampu menyedot sedikitnya 2 juta wisatawan mengunjunginya setiap tahun (2007). Terdiri atas 30% wisatawan asing dan 70% wisatawan domestik.
Namun berduyun-duyunnya wisatawan itu tidak berarti banyak bagi warga sekitar. Sebagian besar wisatawan itu hanya tertarik terhadap keberadaan candi hindu yang didirikan pada abad 9 itu. Mereka relatif kurang menengok atau tertarik dengan obyek wisata lain yang terserak di wilayah Magelang dan sekitarnya.
Sesungguhnya, wilayah seputar Borobudur atau yang bisa disebut 'rings of Borobudur' menyimpan kekayaan wisata yang luar biasa. "Rings of Borobudur" adalah delta raksasa yang dipagari rangkaian gunung dan lembah yang terdiri gunung Merapi, Merbabu, Andong, Telomoyo, Sindoro, Sumbing, dan pegunungan Menoreh. Dan Borobudur, bersama kota Magelang, boleh dikatakan berada tepat di tengah cincin gunung gemunung itu.
Selain gunung dan lembah wilayah itu juga dipenuhi peninggalan sejarah lainnya. Puluhan candi terserak hampir di setiap kecamatan di wilayah kabupaten Magelang. Selain Borobudur, ada candi Mendut, Pawon, Sengi, Tikus, Umbul, Selogriyo, dll. Di kota Magelang sendiri, gedung-gedung kuno peninggalan kolonial Belanda menjadi landmark kota yang terkenal adem ayem itu.
Kondisi tanahnya yang subur menawarkan pesona lain, agrowisata. Selain sawah penghasil padi unggulan (organik), wilayah ini juga menawarkan beragam kebun dengan beragam tanaman yang sedap dipandang dan dijelajahi. Ada perkebunan tembakau, kelapa, kopi, buah-buahan, hortikultura, tanaman obat, dll.
Sementara kehidupan masyarakat pedesaan yang agraris terasa dinamis oleh berbagai kesenian rakyat yang tumbuh berkembang secara gegap gempita. Kalau Anda menyempatkan diri menjelajahi desa-desa sekitar Magelang, maka dengan mudah Anda akan menjumpai berbagai pertunjukan kesenian rakyat hampir di setiap tempat.
Namun pertanyaannya, apakah semua aset wisata yang merupakan kekayaan Magelang itu telah mampu menyejahterakan warga masyarakatnya ? Kiranya harapan itu masih jauh dari kenyataan. Seperti saya katakan tadi, para wisatawan itu sekedar mengunjungi Borobudur selama i-2 jam, untuk selanjutnya kembali ke Jogyakarta atau destinasi wisata yang lebih mapan lainnya. Kenapa begitu ?
Problem utama adalah kurangnya promosi dan pengembangan program wisata lainnya yang terintegrasi dengan keberadaan Borobudur sebagai tujuan wisata utama. Pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya seakan-akan cukup merasa puas dengan kondisi yang sebenarnya kurang sehat ini. Lalu, apa yang bisa kita lakukan melihat semua permasalahan itu ?
Melalui media sederhana ini, kami berusaha menjembatani berbagai kepentingan itu. Paling tidak media ini bisa mengambil peran untuk membantu mempromosikan dan menyosialisasikan keberadaan obyek-obyek wisata di Magelang dan sekitarnya. Itulah tujuan atau misi keberadaan media 'borobudurlinks' ini.
Menyandang nama Borobudur setidaknya ada dua persoalan. Pertama, media ini akan lebih mudah dikenal karena nama besar candi itu. Kedua, tanggungjawab yang diemban juga tidak kecil. Media ini harus mampu mengangkat potensi wisata yang ada di sekitar Borobudur bertumbuhkembang sebagaimana mestinya. Kiranya semua itu hanya bisa terwujud oleh peranserta Anda semua. Selamat menikmati.
Wassalam,
Mualim M Sukethi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
  • 1st
  • 2nd
  • 3rd
  • 4th
  • 5th

Home | Mobile Version | Seni dan Budaya | Manusia Kreatif | Acara dan Berita | Festival 5 Gunung | Networking | Wisata
(c) 2013-2016 Modus Getar | Powered by Day Milovich