Peroformance dan Kirab Borobudur International Festival

Borobudur Links | Juli 15, 2009 | 09.52 wib | Label: art and culture, Event and News, Tourism


oleh Sholahuddin al-Ahmed

Ketua Komunitas Seniman Borobudur Indonesia (KSBI), Umar Khusaeni, bersama tiga anggotanya, membawa payung hitam dan sapu lidi. Mereka membersihkan jalan sepanjang dua kilometer menuju Candi Borobudur.

Wajah mereka dimake-up berwarna putih, dan mengenakan pakaian serba hitam. Setidaknya itu yang dilakukan seniman Borobudur, dalam performance, sebagai simbol membuka jalan agar pelaksanaan Borobudur International Festival (BIF) kali ini berjalan dengan lancar.

Performance itu digelar dalam kirab jelang acara BIF, didukung sedikitnya 15 kelompok kesenian tradisonal. Berjalan dari dari Kompleks TIC di jalan Balaputradewa menuju Parkir Taman Wisata Candi Borobudur.

Rombongan paling depan adalah pengawal berkuda, mereka mengenakan sorjan. Dibelakangnya barisan performance KSBI dan dibelakangnya, pengusung gunungan hasil-hasil alam dan jajan pasar. Kemudian disusul kelompok kesenian tradisional dari seluruh penjuru Kabupaten Magelang.

Diantara rombongan itu ada ogoh-ogoh kuda yang disung beberapa orang. Para wisatawan manca dan domestik tak membuang kesempata itu dengan sia-sia, mereka mengabadikan dengan menggunakan kamera. Bahkan beberapa wisatawan meyodorkan anak untuk dinaikkan ke rombongan pasukan berkuda.

Umar Khusaeni, mengatakan apa yang dilakukan bagian dari mitologi Jawa, bahwa sebelum digelar acara besar harus sekitar lokasi dan jalan harus dibersihkan dari malapetaka. Dengan harapan kegiatan berjalan dengan lancar dan tak ada hambatan yang berarti.

‘’Ini bagia prosesi penting untuk memanjatkan doa kepada Tuhan agar semua berjalan lancar,’’katanya.

Kirno, koordinator Forum Klaster pariwisata Borobudur, mengatakan kirab jelang acara BIF bagian dari wujud kecintaan masyarakat dan seniman kepada Candi Borobudur. Selama ini tempat wisata spiritual itu menjadi penopang kehidupan masyarakat sekitar.

Menurutnya, BIF dilaksanakan 16-20 Juli sebelum pelaksanaan lingkungan di sekitar candi harus bersih dari segala mara bahaya.

Pawai kesenian ini selain diikuti juga melibatkan anak-anak sekolah, organisasi masyarakat seperti tanker, paguyuban pedagang, Kelompok seniman Borobudur Indonesia (KSBI) dan juga kelompok lainnya.

Setiap kelompok kesenian, tambah Kirno, melibatkan sedikitnya 30 seniman. ‘’Jadi yang terlibat dalam pawai ini jumlahnya mencapai ratusan seniman,’’katanya.

Dikatakannya, pawai ini sebagai bukti bahwa kesenian dan masyarakat yang ada di sekitar Borobudur dilibatkan dalam acara berskala internasional ini.

‘’Keterlibatan kami memang belum maksimal, mengingat sumber daya kami juga masih kurang. jadi kita bisa mengukur kemampuan kita sendiri,’’katanya.

Namun keterlibatan ini, imbuhnya, diharapkan bisa memberikan manfaat yang positif bagi masyarakat setempat. Juga untuk memperbaiki citra Borobudur sehingga akan berdampak positif bagi perkembangan pariwisata.

‘’Kalau citra Borobudur positif, maka kunjungan wisatawan juga semakin bertambah dan itu berarti masyarakat sekitar juga ikut merasakan manfaat dari jumlah kunjungan yang semakin meningkat,’’katanya.
all-text

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
  • 1st
  • 2nd
  • 3rd
  • 4th
  • 5th

Home | Mobile Version | Seni dan Budaya | Manusia Kreatif | Acara dan Berita | Festival 5 Gunung | Networking | Wisata
(c) 2013-2016 Modus Getar | Powered by Day Milovich