Dinamika Borobudur Penyangga Ekonomi

Borobudur Links | Juli 06, 2009 | 15.24 wib | Label: Event and News

Pariwisata Borobudur Penyangga Ekonomi

Dinamika pariwisata di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah akan menjadi penyangga penting masa depan perekonomian Indonesia, kata Presiden Komisaris PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko, S.D. Dharmono.

"Tidak mungkin terus menerus membabat hutan, menggali tambang, menguras laut untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi Indonesia, karena lama-lama akan habis," katanya saat berbicara dalam temu tokoh nasional di Universitas Tidar Magelang, di Magelang.

Kepariwisataan dan budaya, katanya, adalah potensi kuat yang harus digali dan dikembangkan untuk membangun pertumbuhan ekonomi masa depan tanpa harus menghilangkan kekayaan alam yang melimpah di Indonesia.

Jika berbagai komponen terutama masyarakat di Magelang bisa memberdayakan Candi Borobudur, orang dari berbagai belahan dunia akan datang berwisata spiritual di candi Buddha terbesar di dunia yang juga warisan budaya dunia itu.
"Pariwisata dan budaya tidak akan ada yang hilang kalau dijual, orang datang menghirup udara yang bersih, pemandangan yang cantik, membuang uang di sini, mereka pulang dengan meninggalkan kenangan manis, bicara kepada teman-temannya, nanti mereka akan datang lebih banyak lagi," kata Dharmono yang juga Presiden Direktur PT Jababeka itu.

Ia mengatakan, hingga saat ini pariwisata masih menjadi penghasil pendapatan negara terbesar ketiga setelah minyak dan gas (migas) serta tekstil. Penghasilan negara dari pariwisata sekitar tujuh miliar dolar AS.
"Wisatawan ke Candi Borobudur saat ini mencapai sekitar dua juta orang yang terdiri atas sepuluh persen wisatawan mancanegara (wisman) dan 90 persen wisatawan nusantara (wisnus).

Tarif wisnus ke Candi Borobudur Rp12 ribu per orang, sedangkan wisman 10 dolar AS atau sekitar seratus ribu rupiah.

Jika jumlah wisman Candi Borobudur mencapai 10 juta orang per tahun dan selama mereka di Indonesia mengeluarkan uang seribu dolar AS, maka devisa yang diperoleh bisa mencapai 10 miliar dolar AS.

"Itu baru Borobudur, pendapatannya sudah mendekati migas yang saat ini 13 miliar dolar AS. Artinya, betapa besar kemampuan kalau bisa menarik penghasilan dari Borobudur,".
Ia mengatakan, upaya serius untuk mengembangkan kepariwisataan Candi Borobudur butuh dukungan sumber daya manusia yang andal.

"Borobudur sudah dikenal masyarakat internasional, salah satu di antara tujuh keajaiban dunia yang kita sendiri kurang memperhatikan. Seharusnya kita bersama-sama memberdayakannya," kata dia.(ANT/Sholahuddin al-Ahmed)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
  • 1st
  • 2nd
  • 3rd
  • 4th
  • 5th

Home | Mobile Version | Seni dan Budaya | Manusia Kreatif | Acara dan Berita | Festival 5 Gunung | Networking | Wisata
(c) 2013-2016 Modus Getar | Powered by Day Milovich