‘TAPA BRATA’ GUGAH KESADARAN LINGKUNGAN.

Borobudur Links | Juni 06, 2010 | 21.13 wib | Label: Event and News


Naskah & Foto : M Hari Atmoko

Borobudurlinks, 6 Juni 2010.
Performa bertajuk "Tapa Brata" oleh kalangan seniman petani lereng Gunung Merapi, di aliran Kali Senowo, Desa Sumber, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Sabtu, menggugah kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga kelestarian lingkungan hidup.
Sejumlah seniman petani yang tergabung di Padepokan "Tjipto Boedojo Tutup Ngisor" dipimpin Sitras Anjilin menggelar performa itu selama sekitar tiga jam mulai pukul 08.00 WIB di aliran kali yang airnya berhulu di kaki Merapi.
Mereka menggelar kain warna putih relatif panjang di tepi kali itu, membalut sejumlah pohon dengan kain berwarna-warni, dan meletakkan sehelai kain warga orange di pagar kayu jembatan penghubung kampung Tutup Ngisor, Desa Sumber dengan Grogol, Desa Mangunsoko, sebagai properti atas kegiatan untuk memeringati Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2010 itu.

Gerakan halus tarian mereka diiringi dengan suara sayup-sayup tiupan seruling dan sesekali pukulan lirih sebuah kenong oleh dua seniman petani lainnya.
Para seniman dengan masing-masing berselempang kain aneka warna tampak melakukan performa di beberapa tempat di sepanjang aliran sungai yang terletak di belakang padepokan seni budaya berbasis pertanian yang berdiri pada tahun 1937 itu.
"Kegiatan ini untuk mendorong pembentukan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya melestarikan lingkungan, supaya manusia menjadi ingat bahwa lingkungan hidup itu penting sebagai habitat manusia," kata Sitras sebelum performa itu.
Jika lingkungan rusak, katanya, mengakibatkan bencana dengan korban manusia.
Ia mengatakan, masyarakat harus semakin peduli terhadap pelestarian lingkungan hidup.
Ia menjelaskan, performa "Tapa Brata" sebagai bentuk meditasi petani Merapi karena keprihatinan mereka terhadap perkembangan kondisi lingkungan pada era kesejagatan.
"Jalan meditasi ini simbol penyikapan terhadap lingkungan global saat ini yang memprihatinkan, menelusuri kesadaran atas arti penting lingkungan yang lestari," katanya (ANTARA Jateng News).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
  • 1st
  • 2nd
  • 3rd
  • 4th
  • 5th

Home | Mobile Version | Seni dan Budaya | Manusia Kreatif | Acara dan Berita | Festival 5 Gunung | Networking | Wisata
(c) 2013-2016 Modus Getar | Powered by Day Milovich