Ikan Beong Special Warung Alam Desa

Borobudur Links | Desember 19, 2009 | 06.18 wib | Label: Tourism


Iwak beong, adalah salah satu spesies ikan hidup di Kali Progo. Bentuknya seperti ikan patin, tapi warnanya lebih putih. Soal rasa boleh dibilang tiada duanya gurih dan dagingnya kenyal. Jika ingin mencobanya tak usah menguras energi mancing di Kali Progo, cukup datang ke warung makan Alam Desa.
Warung ini terletak di Kranggan, Kabupaten Temanggung. Dari pertigaan Kranggan, berbelok ke arah jalan alternatif menuju Pringsurat yang hanya sekitar 300 meter. Di warung ini, ikan beong di goreng, untuk menyantapnya bisa memsan sambel lombok ijo, sambel korek, dan sambel terong. Ada juga sayur asam atau sayur lombok ijo.
Bagi yang suka lalapan, semua tersedia di sini, antara lain ada daun singkong, mentimun, daun kemangi dan ada juga trancam. Sebelum makan cobalah mencium aroma harum ikan beong goreng ‘’garing’’, tentu mengugah selera.
Bisa juga memesan nasi merah organik atau nasi putih, sesuai dengan selera anda untuk menikmati iwak kali yang khas itu. Jika melintas di Kranggan tak ada salahnya mampir ke warung makan itu. Harganya cukup terjangkau, satu porsi iwak beong atau iwak wader kali, tak lebih dari Rp 10.000. Selain beong dan wader kali, ada juga menu lainnya, rawon, bebek dan ayam, tinggal pilih dibakar atau digoreng.
Daging bebek dan ayam itu juga empuk dan bumbu rempah-rempahnya asli pedesaan sangat lezat. Untuk satu porsi bebek Rp 11.000 dan ayam Rp 8.000, sedangkan iwak wader Rp 5.000. Harga yang boleh dibilang murah, untuk selera kuliner asli pedesaan.
Minuman yang bisa melengkapi kepuasan pesta kuliner, warung ini menyediakan es mentimun, warnanya hijau menggoda siap disruput pengobat pedas. Angin semilir dari kaki Gunung Sumbing turut menghembuskan kedamaian saat bersantai di warung ini.
Pemilik warung Ponirah, mengatakan beong merupakan ikan khas Kali Progo yang didapat dengan cara memancing. Karena rasanya yang khas dan tak bisa ditemukan di daerah lain, dia tertarik untuk membuka warung Alam Desa ini.
‘’Setiap hari kami mendapatkan ikan beong dari para pemancing, dan ikannya masih segar-segar sehingga ketika di masak rasanya lebih nikmat,’’katanya.
Dia mengaku, pasokan ikan beong dari pemancing terbatas, namun tiap hari selalu menyajikan untuk pengunjung warungnya. Menurutnya, ikan beong memiliki daya tarik sendiri karena kelangkaannya dan rasanya yang sulit ditandingi.
Sesuai dengan nama warungnya alam desa, lanjut dia, bumbu yang digunakan adalah resep khas pedesaan yang diwarisi dari nenek moyangnya. Bumbu-bumbu pedesaan menurutnya, memiliki rasa yang khas dan berani bersaing dengan bumbu-bumbu modern.
‘’Nenek moyang kita dahulu memasak dengan rempah-rempah yang di dapat di pekarangan rumah. Itulah cita rasa asli pedesaan dan nusantara pada umumnya,’’katanya.
Dikatakannya, terong penyet masakannya boleh dibilang berbeda dengan lainnya. Terong yang telah digoreh itu disambal dan diberi santan ‘’nyemek’’. Menurutnya, masakan itu adalah khas pedesaan yang resepnya di dapat juga warisan dari leluhurnya.(Sholahuddin al-Ahmed)

1 komentar:

 
  • 1st
  • 2nd
  • 3rd
  • 4th
  • 5th

Home | Mobile Version | Seni dan Budaya | Manusia Kreatif | Acara dan Berita | Festival 5 Gunung | Networking | Wisata
(c) 2013-2016 Modus Getar | Powered by Day Milovich