Halaman
▼
Oktober 25, 2011
SARASEHAN FOTOGRAFI BERSAMA ROY GENGGAM.
Oleh: Khalimatu Nisa.
Borobudurlinks, 25 Oktober 2011. Atas undangan Borobudur Movie Links (BML), Roy Genggam akan hadir di Syang Art Space Jalan MT Haryono 2 Magelang pada Sabtu (29/10) dalam acara yang bertajuk “Sarasehan Fotografi Bersama Roy Genggam”. Dalam acara tersebut akan diberikan sebuah workshop bertema “Foto Produk dengan Peralatan Sederhana & Art Photography” serta diskusi dengan topik “Fotografi Bukan Hanya Gaya Hidup, tapi Jalan Hidup”. Pada intinya, Roy yang dianggap fotografer professional papan atas itu akan berbagi ilmu dengan para fotografer dan orang-orang yang tertarik belajar fotografi di Magelang.
Acara ini diselenggarakan tepat setelah acara “Pekan Film Seni Rupa Magelang 2011” yang digelar BML pada 25-28 Oktober di tempat yang sama. Sebetulnya acara ini tidak teragendakan sebagai kegiatan BML, tapi peluang untuk ‘berbagi’ dengan seorang fotografer sekelas Roy Genggam amat saying untuk dilewatkan.
“Kendati harus bekerja keras tapi kami tidak mau kehilangan kesempatan itu, “ kata Andrie Trismanto, yang kali ini kebagian peran sebagai coordinator panitia. “Selain kami memetik manfaat, teman-teman fotografer Magelang bisa sekalian menimba ilmu, khususnya bagaimana menjadi fotografer professional, “ tambah mahasiswa IT-UMM itu.
Mendengar kabar tersebut, sahabat-sahabat BML atau blinkers terutama mereka yang memiliki hobi di bidang fotografi langsung menyambutnya dengan antusias. Antusiasme tersebut kemudian mendapat tanggapan positif dari DKKM (Dewan Kesenian Kota Magelang). Dukungan positif itu berupa kesepakatan antara DKKM dan BML untuk menyelenggarakan pameran foto gratis demi menyemarakkan kehadiran Roy Genggam. Rencananya, pameran tersebut akan dilangsungkan selama tiga hari, yaitu 28-30 Oktober di Syang Art Space.
Adalah MBilung Sarawita (Ketua DKKM) dan Begawan Prabu (anggota BML) yang bertindak sebagai eksekutor pameran tersebut. Mereka mengundang fotografer-fotografer asli Magelang (Kota maupun Kabupaten) untuk mengirimkan karya-karya terbaiknya. Ajang ini tentunya akan menjadi sarana ekspresi dan apresiasi terhadap karya-karya fotografer Magelang -yang jumlahnya relatif banyak, dan lebih luas lagi, diharapkan bisa merangkum kebersamaan antara insan film, fotografi dan seni-budaya pada umumnya, -seperti yang dituturkan oleh Mbilung Sarawita.
Diakui bagi BML, -komunitas yang memiliki basis film, acara ini menjadi sebuah kesempatan untuk mempelajari ‘dunia lain’ yaitu fotografi, sekaligus meluaskan jaringan baik lokal maupun nasional. Setelah sebelumnya berbagi dengan teman-teman perupa dan pemerhati senirupa lewat ‘Pekan Film Senirupa Magelang 2011’.
KENAPA ROY GENGGAM ?
Siapa yang tak tahu Roy Genggam? Fotografer kondang ini cukup tersohor namanya setelah banyak malang melintang di dunia forografi. Ia yang merupakan jebolan Sinematografi IKJ ini telah menciptakan banyak karya fotografi yang luar biasa. Sejak ia memutuskan menjadi freelance fotografer pada 1989 dan mendirikan studio kecil ‘GENGGAM’ setahun kemudian, banyak penghargaan berhasil ia peroleh. Beberapa karya fotonya dimuat dalam buku-buku Pro Lighting terbitan Rotovisio Switzerland. Beberapa foto karya Roy juga digunakan untuk presentasi Hasselblad 50 th di Cologne Fotokina thn 1998. Pada tahun yang sama pula, salah satu fotonya memenangkan sayembara foto Hasselblad Indonesia. Kini, ia masih setia di ranah yang sama dengan melayani fotografi komersil yang sangat variatif, mulai dari arsitektur, automotif, food dan still life hingga belakangan ini lebih banyak people fotografi.
Mualim M Sukethi, Pembina BML yang sekaligus teman kuliah Roy di IKJ punya pandangan khusus tentang sahabatnya ini. “Sejak kuliah bakat fotografi Roy memang menonjol. Jadi ketika memutuskan menjadi fotografer maka ia berhasil menempatkan dirinya menjadi salah satu fotografer terbaik untuk commercial-photography di Indonesia, “ komentar Mualim. “Yang juga unik, selain dianggap fotografer termahal untuk iklan, tapi Roy juga tergolong paling laris. Banyak produk atau brand kelas nasional dan internasional yang menjadi kliennya, “ tambah Mualim, yang ketika kuliah di IKJ dulu, satu kelomppok kerja dengan Roy dan Garin Nugroho.
Kini Roy dikontrak oleh Nikon Indonesia sebagai instruktur dalam berbagai seminar dan workshop fotografi yang diadakan di berbagai kota seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Jogyakarta, Malang, dll. Tadinya Nikon tidak ada niat menjadwalkan workshop di Magelang. Namun Mualim memaksa sahabatnya untuk mampir dan mengadakan sarasehan di Magelang.
“Sebetulnya sudah lama saya ingin mengundang Roy. Tapi terbentur waktu, karena jadwal pemotretan dia sangat padat. Jadi begitu tahu ia akan mengadakan seminar di Semarang, saya tawarkan untuk mampir ke Magelang. Dan iya menyetujuinya, “ cerita Mualim tentang proses kedatangan Roy yang akan membawa rombongan sekitar 8 orang, termasuk tim Nikon.
Yang pantas diketahui, di kota-kota lain untuk mengikuti seminar yang diadakan Nikon harus membayar. Setidaknya peserta harus merogoh kocek sebesar Rp 150 – 250 ribu untuk menjaring ilmu dari fotografer yang juga pehobi reptile itu. Di rumahnya Roy memelihara ratusan ular dan berbagai jenis reptile lainnya seperti kura-kura, buaya, dll.
“Khusus untuk Magelang tak dipungut biaya alias gratis. Maka manfaatkanlah kesempatan ini, “ kata Andrie Trismanto memungkasi perbincangannya (bolinks@2011).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar