Halaman

Oktober 05, 2009

Wisata Kota Toea Magelang


Revitalisasi Jalur KA Magelang-Yogyakarta (3-habis)
oleh Sholahuddin al-Ahmed


Sebelum dioperasikannya jalur KA Prameks banyak kalangan yang psimistis, tapi diluar dugaan setelah sebulan dioperasikan Kutoarjo-Yogyakarta-Solo okupansinya mencapai 70 persen. Bahkan akhir pekan mencapai 100 persen.

Okupansi Prameks dikatakan 100 persen jika dihitung dari posisi semua kursi (270 kursi) terisi. Dengan perhitungan itu, Prameks reguler Senin-Kamis sudah mencapai okupansi lebih 100 persen, dengan total 6.000-8.000 penumpang setiap hari.

Dari data itu setidaknya menunjukkan masih tingginya minat masyarakat menggunakan moda transportasi kereta api yang relatif murah dan aman. Bahkan Pramkes wisata atau biasa disebut kereta luar biasa (KLB) yang melayani penumpang akhirnya pekan juga diminati masyarakat.

Nah kalau begitu tak ada salahnya berfikir positif atas wacana dibukanya jalur KA Magelang-Yogyakarta. Apalagi banyak kalangan yang optimistis akan meramaikan arus wisatawan dari Yogyakarta ke Magelang.

Dirjen Perhubungan Darat menganalisis dalam revitalisasi jalur itu nantinya dimungkinkan swasta bisa dirangkul, asalkan biayanya murah dan menguntungkan. Misalnya saja, BUMD bisa juga membangun dan mengoperasikannya.

Contohnya jalur kereta api Banjar-Cijulang Jabar sepanjang 83 Km yang potensial dilirik swasta jika pemda setempat sudah melakukan studi kelayakan. Ruas tersebut diproyeksikan menguntungkan karena merupakan akses wisata ke Pantai Pangandaran.

Untuk percepatan program KA Magelang-Yogyakarta, juga ditawarkan model light train (kereta ringan) atau rail bus (bus rel) agar investasi dan biaya perawatannya lebih ringan. Sebab, jika masih menggunakan model heavy train (kereta berat seperti yang ada selama ini), dapat dipastikan sulit untuk mendorong partisipasi swasta.

Selain itu kebutuhan konstruksi dan perawatan light rail bisa lebih rendah 50 persen dibanding heavy train. Light train mempunyai tekanan gandar (jarak ruang roda) yang ringan sehingga biaya untuk membangun prasarana dan penyediaan sarana jadi bisa ditekan.

Berdasarkan pengamatan Dirjen Perhubungan Darat Selain menunjang potensi daerah, revitalisasi jalur KA yang mati diharapkan dapat meningkatkan peran KA sebagai sarana transportasi massal.

Berdasarkan catatan Dephub, hingga kini share KA untuk angkutan barang baru 0,7 persen dan penumpang 7,3 persen, dari total 6.482 km jaringan KA di Jawa, Madura, dan Sumatera, 2.122 km di antaranya tidak beroperasi.

Di Jawa dan Madura, rel KA yang tidak beroperasi sepanjang 1.060 km meliputi Jabar 410 km, Jateng-DIY 585 km, serta Jatim dan Madura 615 km.

Jika memeng benar ini terwujud akan mengulang kejayaan jalur Magelang-Yogyakarta yang dahulu juga digunakan SBY plesir ke Yogyakarta saat menjadi taruna Akmil di Kota Magelang. Keterlibatan Pemda setempat juga turut mendorong percepatan program ini.

‘’Pemda setempat sudah selayaknya terlibat aktif dalam kajian dan perencanaanya. Karena ini juga demi kesejahteraan masyarakat setempat menikmati dampak sosial, ekonomi dan pariwisata,’’Kata Koordinator Kota Toea, Bagus Priyana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar