Teks/Foto: Mualim M Sukethi.
10.
KANTOR KOORDINASI PEMBANGUNAN WILAYAH II Prop.Jawa Tengah.
Jl. Diponegoro No. 1.
LB/LT/T: 2552 m2/54.000 m2/8 m. Bangunan yang berdiri tahun 1821, itu hingga kini kondisinya nampak terawat dan berfungsi dengan baik . Bangunan bergaya arsitektur Gothic itu dulunya merupakan kantor Residen Kedu. Kini, bangunan seluas 2552 m2, setinggi 8 m, itu difungsikan sebagai kantor Koordinasi Pembangunan Wilayah II Jawa Tengah.
11.
MUSEUM BPK.
JL. Diponegoro
Di gedung inilah dulu pertama kalinya dibentuk Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) oleh pemerintah Republik Indonesia. Hal ini menandakan bahwa Magelang, sejak dulu, telah menempatkan dirinya sebagai kota penting di Indonesia.
Banyak institusi atau peristiwa penting yang berlangsung atau berawal dari kota kecil ini. Selain BPK, yang sejarahnya berawal dari Magelang antara lain: Asuransi BumiPutera, Kongres Kebudayaan Indonesia ke I, dll.
12.
KANTOR CATATAN SIPIL.
Jl. Laksda Yos Sudarso No.31 C.
Tidak ada data tahun berdirinya gedung berarsitektur Gothic ini. Kondisi bangunan cukup terawat. Pada jaman Belanda, gedung seluas 720 m2, setinggi 10 m, ini digunakan sebagai sekolah HKS (Hollandsche Kweekschool), dan kini digunakan sebagai Kantor Catatan Sipil Kota Magelang.
Dulu, sebagai kompleks sekolah seluas 10.500 m2, ini memiliki empat bangunan. Bangunan sekolah berada di tengah (kini Kantor Catatan Sipil), rumah kepala sekolah berada di selatan bangunan sekolah (kini Kantor Transmigrasi), sedangkan asrama terletak di belakang sekolah (sekarang TK Pertiwi) dan sebelah utara sekolah (kini Perusda Percetakan Kab. Magelang).
13.
KANTOR PEKERJAAN UMUM.
Jl. Laksda Yos Sudarso No. 31 C.
Gedung bergaya arsitektur Gothic, ini dulunya merupakan ruang Kepala Sekolah HKS. Bangunan seluas 400 m2, tinggi 8 m, ini kondisinya nampak terawat baik. Kini dijadikan Kantor Pekerjaan Umum (PU).
14.
KANTOR TRANSMIGRASI.
Jl. Laksda Yos Sudarso No. 31 C.
Seperti juga bangunan lain di kompleks ini, bangunan seluas 375 m2, di atas tanah 720 m2, ini tidak ada data kapan berdirinya. Kondisi bangunan setinggi 8 m, dan dulunya merupakan rumah kepala sekolah HKS, ini nampak terawat baik. Kini bangunan bergaya Gothic ini dijadikan kantor Transmigrasi.
15.
EKS KANTOR PENERANGAN UMUM.
Jl. Kartini No.2.
LT/LB/T: 567 m2/2300 m2/8 m. Gedung beratap tradisional Jawa ini tidak diketahui kapan berdirinya. Kondisi bangunan seluas 567 M2, di atas tanah 2300 M2, ini nampak terawat baik. Ada penambahan pendopo. Dulunya bangunan setinggi 8 m, ini berfungsi sebagai kantor Landbouwvoorlichtingdients. Sempat dijadikan Kantor Penerangan Umum, dan kini entah karena apa tidak difungsikan lagi.
16.
EKS. BANGUNAN ASURANSI BUMIPUTERA 1912.
Jl. Tentara Pelajar
Gedung seluas 180 m2, di atas tanah 400 m2, beratap limasan, ini dulu merupakan kantor awal berdirinya asuransi BumiPutera 1912. Gedung setinggi 8 m, yang tidak diketahui kapan berdirinya ini, kini tidak diketahui difungsikan sebagai apa.
SARANA MILITER DAN KEAMANAN.
17.
POLRESTA MAGELANG.
Jl. Alun-alun Selatan Magelang.
Gedung seluas 500 m2, di atas tanah 750 m2, ini dulu digunakan sebagai Sekolah Menengah MOSVIA (Middlebare Opleiding School Voor Inlandsche Ambtenaren). Gedung setinggi 10 m, yang didirikan pada tahun 1878, ini masih nampak terawat dengan baik. Kini gedung ini digunakan sebagai Kantor Mapolresta Magelang.
Sebagai sekolah pamongpraja pertama di Hindia Belanda, tentu telah banyak lulusan yang mungkin memiliki jejak penting dalam sejarah politik Indonesia, seperti halnya sekolah STOVIA di Jakarta. Sayang, catatan tentang sekolah dan lulusannya tidak ditemukan hingga kini.
18.
SEKOLAH CALON BINTARA (SECABA).
JL. Pahlawan.
Bangunan seluas 135 m2, tinggi 10 m, beratap limasan landai, ini tidak diketahui kapan berdirinya. Kondisi bangunan yang dulu berfungsi sebagai sarana militer ini nampak terawat cukup baik. Kini digunakan sebagai Sekolah Calon Bintara (Secaba).
19.
KESATRIAN DIPONEGORO.
JL. Kesatrian Lor.
Bangunan beratap limasan, seluas 540 m2, dan tinggi 10 m, ini diperkirakan berdiri tahun 1900-an. Hingga sekarang kondisinya cukup terawat baik. Seperti dulu, bangunan ini sekarang juga digunakan sebagai bangunan militer.
Pada masa perang Diponegoro (1825-1830), Jenderal De Kock memindahkan markas besar pasukannya dari Surakarta ke Magelang. Sejak tahun 1828 itu, Magelang dijadikan pusat pengaturan/markas pasukan Belanda untuk wilayah barat. Untuk menunjang kehadiran pasukan tersebut banyak didirikan bangunan dan fasilitas militer. Pasukan militer ini bertempat tinggal di tangsi yang terletak di Grooteweg Noord (kompleks RINDAM A.Yani).
20.
PONDOK SRITI.
JL. Kesatrian Wetan.
Bangunan bergaya arsitektur Gothic ini didirikan pada tahun 1900-an. Bangunan seluas 963 m2, ini merupakan bagian dari fasilitas militer yang dibangun Jenderal De Kock. Kondisi bangunan setinggi 10 m, yang sejak dulu hingga kini digunakan sebagai tangsi militer itu terlihat kurang terawat.
21.
MAKODIM MAGELANG.
Jl. RS Tentara No. 1.
Bangunan seluas 273 m2, tinggi 8 m, beratap limasan, yang kini dijadikan kantor KODIM Magelang, ini dulunya juga fasilitas militer yang dibangun Jenderal De Kock.
22.
POLWIL KEDU.
JL. A.Yani.
Pada jaman Belanda, bangunan seluas 560 m2, yang tidak diketahui kapan didirikan ini, dikenal sebagai Hotel Montagne. Pada masa pendudukan Jepang nama hotelnya diganti menjadi Hotel Nikata. Ketika Jepang takluk, Sekutu mengubah fungsinya menjadi Markas RAPWI (Recovery of Alied Prissoners of War and Interneers).
Pada saat agresi militer ke II, bangunan yang berdiri di atas tanah 6160 m2, ini sempat hancur. Setelah kemerdekaan direnovasi sesuai aslinya, dan hingga sekarang dijadikan Kantor Polwil Kedu (BERSAMBUNG/bolinks@2009).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar